Senin, 15 Juli 2013

Duhai engkau bidadariku



Duhai engkau bidadariku

Anugrah terindah adalah memilikimu

Dan cita cita tertinggiku adalah menjadi imam yang baik bagimu

Yang membabawamu kejalan yang terindah

Jalan yang di rahmati sang pengusa alam



Duhai engkau bidadariku

Semogalah engkau bahagia lahir batin bersamaku

Mengarungi bahtera kehidupan

Menikmati setiap langkah

Kita saling mencintai dalam akidah

Menjadi insan yang terbimbang oleh wahyuNYA



Duhai engkau bidadariku

Pegang eratlah gemgaman tanganku

Mari kita saling menasehati dalam

Anugrah cintaNYA.

Kamis, 20 Juni 2013

Angin



Angin itu membawa kabar gembira
Membisikannya halus ditelinga
Tentang senandung dzikir semesta
Memberi ta'lim sejuta makna

Semilir lembut membelai sanubari
Mengiringi aliran nadi
Membuncah dalam hati
Berderai membuka tabir  ilahi
Aduhai menyelimuti diri
Tiada terkecuali

Jumat, 11 Januari 2013

dzikir setelah shalat


[1]
أَسْتَغْفِرُ اللهَ (3x) اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ.
Astaghfirullah (3x). Allahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaali wal ikrom.
“Aku minta ampun kepada Allah,” (3x). Lantas membaca: “Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan, dan dariMu keselamatan, Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Yang Pemilik Keagungan dan Kemuliaan.”[1]
[2]
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ، اَللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ.
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir. Allahumma laa maani’a lima a’thoita wa laa mu’thiya limaa mana’ta wa laa yanfau dzal jaddi minkal jaddu.
“Tiada Rabb yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya puji dan bagi-Nya kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya (selain iman dan amal shalihnya yang menyelamatkan dari siksaan). Hanya dari-Mu kekayaan dan kemuliaan.” [2]
[3]
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ، وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ.
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir. Laa hawla wa laa quwwata illa billah. Laa ilaha illallah wa laa na’budu illa iyyah. Lahun ni’mah wa lahul fadhl wa lahuts tsanaaul hasan. Laa ilaha illallah mukhlishiina lahud diin wa law karihal kaafiruun.
“Tiada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan dan pujaan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (dengan pertolongan) Allah. Tiada Rabb (yang hak disembah) kecuali Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepadaNya. Bagi-Nya nikmat, anugerah dan pujaan yang baik. Tiada Rabb (yang hak disembah) kecuali Allah, dengan memurnikan ibadah kepadaNya, sekalipun orang-orang kafir sama benci.”[3]
[4]
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَاللهُ أَكْبَرُ (33 ×) لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ.
Subhanallah wal hamdulillah wallahu akbar (33 x). Laa ilaha illallah wahda, laa syarika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.
“Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, dan Allah Maha Besar (33 x). Tidak ada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan. BagiNya pujaan. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.”[4]
[5]
Membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas setiap selesai shalat (fardhu).[5]
[6]
Membaca ayat Kursi setiap selesai shalat (fardhu).[6]
[7]
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. 10× بعد صلاة المغرب والصبح
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumiit wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir .
“Tiada Rabb yang berhak disembah kecuali Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya, bagiNya kerajaan, bagi-Nya segala puja. Dia-lah yang menghidupkan (orang yang sudah mati atau memberi roh janin yang akan dilahirkan) dan yang mematikan. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Dibaca 10 x setiap sesudah shalat Maghrib dan Subuh)[7]
[8]
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً.
Allahumma inni as-aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqon thoyyiba, wa ‘amalan mutaqobbala.
“Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal dan amal yang diterima.” (Dibaca setelah salam shalat Shubuh).[8]
Semoga dzikir yang sederhana ini bisa rutin kita amalkan setelah shalat sehingga Allah berkahi aktivitas harian kita.
Wallahu waliyyut taufiq. Walhamdulillah, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala aalihi wa shohbihi wa sallam.

Kamis, 26 Juli 2012

sesal

mengurai harap
dihamparan malam mendekap
mehitung khilap lalu tak terhitung
dan kini meminta bening ucap tak berujung

izinkan aku memasuki pintu yang terbuka itu
walau kutahu tubuhku luka penuh hina
dipintu yang terbuka itu
izinkan pulalah aku untuk mengucap pinta

ya pinta atas bening itu
tak ada mahar yang kupersembahkan padamu
hanya saja ada secuil sesal
yang kini kian membesar.;

Gamang

ini bukan realita
hanya imajinasi saja
atau hanya fatamorgana dari mimpi yang sekelebat ada

dari langkah yang terayun mengulang kedepan
terasa mengambang serupa perahu layar diatas lautan
tanpa nahkoda hanya tertiup angin tanpa tujuan
oh jangan serupa itu sungguh harapan

ada doa yang diucapkan
serupa daun kering yang berjatuhan
bila tak ada keyakinan
sungguh tak guna itu dilantunkan

kata terhambur dengan lepas
hanya terhempas dan tak jelas
serupa badai yang deras
mengikis pribadi lugas

ironi sungguh ironi
bila diri ingin di fuji
apa yang kita miliki
selain
segunung nista
selaut dosa

Jumat, 13 Juli 2012

ketika Tuhan tiada

Ketika hujan tak memberi basah
ketika pelangi tak memberi indah
ketika mimpi tak memberi harapan
bahkan jauh dari harapan
dan ketika doa hanya jadi pelampiasan
atau
lebih jauh dari sisi yang nakal
ketika cinta tak memberi cinta
lalu dimana letak Tuhan
kita.

senja ini menjadi saksi

di ujung sana mungkin kau
menunggu disetiap helaian waktu
bersahabat rindu
menggauli kalbu
engkau tahu belahan jiwaku
tak ubahnya serupa dirimu
aku pun begitu

senja yang kini tersaji
menjadi saksi
tautan dua hati

bila nanti senja ini berganti dengan pekatnya malam
maka hadirkanlah rembulan dilangit jiwamu
biar ia menerangi ruang kalbumu
pastilah engkau tahu
bahwa rembulan itu adalah aku

bukan siapa siapa


 memandang dan menatap wajahmu
menyirat berbaris cerita
cerita kehidupan
pahitnya
manisnya
menyatu dalam gelombang darahmu
nadi yang mengalir lelah
menjadi saksi getirnya jalanmu
kau belajar ungkapkan kata ikhlas
sulit memang
namun kau berusaha menjadikannya
pondasi yang kokoh
karena itulah dasar hidup sesungguhnya
segala yang tergaris
adalah garis jalan takdirmu
ikhlasmu
penentu
akhirmu


Dusta bila

dusta bila aku mengucap rindu padaMU
bila darah ini masih panas mengalir 
menggauli nistaku
TUHAN,aku malu

Sabtu, 18 Februari 2012

segala gala

engkaulah maha segala dari segala gala
maka tak sulit bagimu
cipta jalan yang termudah dari jalanmu
bagi dia belahan jiwaku
tuk mampu menunjukan senyum terindahnya dihadapku
dan tak sulit bagimu tentu
untukku mengecup manis cintanya
sebagai ibadah bagiku
dan sebagai pahala baginya disisimu

bila pinta ini terhalang oleh lautan khilapku
maka surutkanlah olehmu
dan mahar ku adalah taubatku diatas rahmatmu